04 September 2009

“Anak Allah” dan “anak-anak Tuhan”

Sering kali sebutan yang dikenakan terhadap Yesus sebagai “Anak Allah” dan terhadap umat Tuhan pengikut Yesus sebagai “anak-anak Tuhan” disalahmegerti oleh beberapa kalangan/kelompok/golongan tertentu. Dan bahkan tidak sedikit orang yang menggunkannya sebagai alat untuk menyerang kepercayaan kristen dengan menyebut Allah orang kristen itu beranak dan memperanakkan. Hal itu sering dilakukan dengan tujuan tertentu dan perbuatan ini amat disayangkan. Pemahaman yang salah seperti di atas terjadi karena telaah yang mereka pergunakan sangat sempit dan tidak berdasar. Mereka hanya menterjemahkan atau menafsirkan secara kasar/serampangan (harafiah) tanpa berpijak pada dasar kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Cara ini sangat berbahaya namun itulah yang dilakukan oleh kebanyakan orang non-kristen untuk mencoba menggoyahkan iman mereka. Tindakan ini sama dengan menghakimi kebenaran (menebar fitnah). Tetapi bagi saya wajar kalau mereka melakukan itu sebab dari awal tujuan utamanya memang bukan untuk mencari kebenaran melainkan hanya mencari-cari kesalahan (ajaran kepercayaan kristen) yang kalau mau diselidiki dengan jujur tidak akan pernah mereka temukan dan hanya kesia-siaan.

E G O I S

Sikap egois ini pasti sudah tidak asing lagi bagi kita dan selalu dibenci oleh semua orang. Tetapi sikap ini kerap menjadi sahabat bagi sebagian orang. Dalam kamus bahasa Indonesia kata egois didefinisikan sebagai sikap atau hasrat yang mengutamkan atau mengejar kepentingan (kesenangan) untuk diri sendiri.

Sepeda diciptakan oleh pencipta bukan untuk sepeda itu sendiri. Begitu juga dengan manusia diciptakan Tuhan bukan untuk diri manusia itu sendiri melainkan untuk Tuhan dan untuk kemuliaanNya sehingga manusia tidak mempunyai hak hidup untuk diri sendiri.