04 September 2009

E G O I S

Sikap egois ini pasti sudah tidak asing lagi bagi kita dan selalu dibenci oleh semua orang. Tetapi sikap ini kerap menjadi sahabat bagi sebagian orang. Dalam kamus bahasa Indonesia kata egois didefinisikan sebagai sikap atau hasrat yang mengutamkan atau mengejar kepentingan (kesenangan) untuk diri sendiri.

Sepeda diciptakan oleh pencipta bukan untuk sepeda itu sendiri. Begitu juga dengan manusia diciptakan Tuhan bukan untuk diri manusia itu sendiri melainkan untuk Tuhan dan untuk kemuliaanNya sehingga manusia tidak mempunyai hak hidup untuk diri sendiri.


Manusia sebenarnya tidak baik egois karena keegoisan manusia secara langsung (disengaja atau tidak) pasti akan merugikan/melukai/menyakiti orang lain. Tetapi bagi Tuhan tidak sama halnya dan jika boleh dikenakan, wajar dan bisa saja Tuhan egois. Bukankah Dia yang menciptakan dan yang empunya segala sesuatu baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi ini. Seperti yang ditulis di Alkitab: “…segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.”. Dan seandainya pun sifat keegoisan ini dikenakan oleh Yesus, tentu tidak akan menimbulkan kerugian bagi pihak manapun melainkan mendatangkan berkat. Kita sudah melihat contohnya saat Tuhan “egois” untuk mengembalikan miliknya (umat manusia yang jatuh dalam dosa dan menjadi hamba kejahatan—iblis). Yesus mau datang ke dunia ini menanggalkan segala kemuliaannya dan menjadi serupa dengan manusia bahkan lebih hina dari manusia untuk menyelamatkan kita. Seperti yang Ia katakan datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Buah dari pengoranan itu, kita mendapatkan berkat keselamatan. Dari kenyataan ini, sekaligus bisa membuktikan Tuhan kita tidak egois sekalipun Tuhan wajar/logis dan punya alasan untuk melakukan hal tersebut. Tetapi ternyata itu tidak dilakukannya sebab dalam setiap karyanya Ia lakukan bukan untuk diri sendiri melainkan untuk pihak lain termasuk kita.

Sifat keegoisan kerap terjadi (dilakukan manusia baik disengaja maupun tidak). Egois karena merasa memiliki harta yang melimpah, egois karena ilmu dan kekuasaan yang dimiliki, egois karena kemampuan/keahliaan dalam menciptakan teknologi, dll. Sifat tersebut salah satu buah dosa yang ditularkan iblis sang pemberontak. Seperti kita ketahui, iblis (Lusifer: bintang timur yang mulanya diciptakan sebagai penghulu malaikat di sorga) juga jatuh karena egois. Keegoisan ini yang membuat ia ingin menjadi serupa bahkan melebihi kuasa dan kemuliaan Tuhan sang pencipta dirinya. Akibatnya Tuhan membuang dia dari sorga beserta pengikut-pengikutnya dan akan dihukum dalam tempat keabadian kelak—neraka.

Keegoisan merupakan salah satu bukti kesombongan manusia seperti halnya iblis. Manusia sering merasa dirinyalah yang paling maha tahu dan seolah-olah merasa mampu melakukan segala sesuatu (berdiri sendiri) tanpa pertolongan Tuhan dalam dirinya. Ini akan membuat manusia enggan taat dalam kedaulatan Tuhan dan hidup semau-maunya sendiri tanpa mempedulikan bahwa Tuhanlah di atas segala-galanya. Keegoisan pada akhirnya akan membuat manusia ikut terbuang dalam kebinasaan.

Untuk itu, tidak ada pilihan lain bagi manusia selain tunduk dalam otoritas kedaulatan kerajaan Tuhan kalau ia ingin hidup. Seperti halnya sebuah negara, rakyat harus tunduk terhadap hukum bukan sebaliknya hukum tunduk terhadap rakyat supaya negara tersebut maju.

Alkitab mencatat tokoh-tokoh yang hidup dalam kedaulatan/perintah Tuhan seperti Maria dan Paulus. Maria menerima perintah Tuhan lewat malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus. Maria menjawab: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Maria tidak menolak dan dari jawabannya menunjukkan kerendahan hati tunduk sepenuhnya dalam otoritas kedaulatan yang Maha Tinggi.
Begitu juga dengan Paulus, setelah bertemu Yesus ia meninggalakan manusia lamanya dan giat melayani Tuhan sampai ia mati martir demi pemberitaan injil Tuhan. Orang-orang seperti inilah (orang yang teruji hidup dalam kedaulatan Tuhan selama di dunia) yang akan menjadi pejabat-pejabat tinggi yang memerintah di dalam kerajaan sorga bersama Yesus sang Raja.

Jika dalam Doa Bapa Kami Yesus ajarkan: “… datanglah kerajaanMu …”, itu berarti kita harus hidup dalam pemerintahan Tuhan.

Jadi, supaya kita juga ikut memerintah dalam Kerajaan Tuhan, jangan egois. Sadarlah bahwa kita diciptakan untuk kemuliaan Tuhan dan hidup senantiasa dalam kedaulataan Tuhan.

Tidak ada komentar: